Jumat, 28 Juni 2019

MENGENAL LIMBAH PERTANIAN DAN KANDUNGAN YANG TERDAPAT DI DALAMNYA

1. Limbah Pertanian
            Limbah pertanian merupakan sisa produksi tanaman pertanian yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dan mempunyai nilai nutrisi yang rendah. Oleh karena itu pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan terkan tidak dapat diberikan secara terus menerus melainkan hanya pada waktu musim panen saja. Limbah pertanian dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk mempertahankan produktivitas ternak ruminansia. Beberapa jenis limbah pertanian yang sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah jerami padi, jerami jagung, jerami tebu, jerami kacang tana, daun singkong dan daun ketela rambat.

Jerami Padi (Oryza Sativa)
 Gambar 1.  Jerami Padi (Oryza Sativa)
Padi (Oryza Sativa L) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada bebeapa jenis dari marga (genus0 yang sama, yang bisa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari india atau indocina dan masuk ke indonesia dibawa oleh nenek moyang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae yang merupakan sumber utama pangan penduduk Indonesia. Produksi limbah jerami padi dari tanaman padi mencapai lebih dari 55%, namun sebagiann dibakar oleh petani, sedangkan sebagain lagi untuk pakan ternak dan pembuatann pupuk kompos atau media jamur merang. Jerami padi mempunyai kandungan nutrisi dan kualitas yang rendah, karena hanya mengandung protein kasar sebesar 4,1% dan kadar serat kasar sekitar 32,6%.
Rendahnya kandungan nilai nutrisi khususnya protein kasar dan rendahnya tingkat kecernaan akibat dari tingginya kandungan lignin dalam jerami padi, maka dilakukan upaya meningkatkan kualitas jerami padi melalui proses amoniasi, amoniasi adalah suatu proses perombokan secara kimiawi dari struktur keras (serat kasar/lignin) menjadi struktur yang lebih lunak atau terurai dan meningkatkan kandungan protein kasar berupa non protein nitrogen. Amoniasi pada umumnya menggunakan pupuk urea dikarenakan pupuk urea mudah didapatkan, harga relatif rendah dan mempunyai ammonia yang tinggi (0,57 kg gas ammonia per 1 kg urea). Peran urea dalam proses ammoniasi berfungsi untuk melepaskan atau menguraikan ikatan-ikatan lignin, selulosa dan hemiselulos. Pemberian urea yang optimal pada pembuatan ammoniasu jerami padi adalah sekitar 3-5% dari total berat jerami padi.

Jerami Jagung (Zea mays)
Gambar 2.  Jerami Jagung (Zea mays)
            Jagung merupakan tanaman semusim (annual), siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari, Paruh pertama dari siklus semusimnya merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, pada umumnya berketinggian anatara 1 meter samapai 3 meter, bahkan ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun demikian beberapa varietas dapat menghasilkan anakan, namun pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan menghasilkan anakan, Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman jagung. Limbah jagung berupa batang dan daun atau yang sering disebut dengan jerami jagung, kualitas jerami jagung cukup baik tergantung dari waktu panen, karena pemanen jagung ada yang dilakukan waktu muda sampai umur tua dan tanaman sudah kering. Kandungan kadar bahan kering jerami jagung berkisar 80-90% dengan kadar protein kasar rata-rata 5,6-6,2%. Jerami jagung segar banyak dugunakan masyarakat sebagai pakan ternak ruminansia khusunya sapi, bahkan di beberapa daerah sentra ternak ruminansia, jagung ditanam hanya sebagai sumber hijaun pakan.

Jerami Tebu (Saccharum spontaneum)
Gambar 3. Jerami Tebu (Saccharum Spontaneum)
       Jerami tebu merupakan hasil sisa dari kegiatan pemanenan tebu atau biasa disebut dengan pucuk tebu. Besaran jerami tebu pada umumnya sebesar 15% dari bobot tebu dan dapat langsung dimanfaatkan untuk pakan suminansia besar seperti kerbau dan sapi. Jeram tebu mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan rumput unggul seperti rumput Gajah atau rumput meksiko. Jerami tebu mempunyai kadar protein kasar 5,33% dan serat kasar 35,48%, namun mengandung anti nutrisi berupa tanin tinggi yang dapat menurunkan tingkat palatabilitas.
       Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan palatabilitas jerami tebu dilakukan dengan pembuatan silase jerami jagung atau proses fermentasi lainnya. Pada saa ini jerami tebu tidak sulit ditemukan karena petani sudah jarang menanam tebu karena rendahnya pendapatan petani tebu akibat ekspor gula oleh pemerintah.

Sumber :

1.      Sarwanto  D., 2019, “Ilmu Hijauan Pakan”, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, p. 28-32.
2.      Bodhi,  A dkk., 2017, "Identification of Agricultural and Plantation Byproducts as Inconventional Feed Nutrition in Banyuwangi", Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya, https://e-journal.unair.ac.id/JMV/article/download/9356/pdf, diakses pada 30/06/2019.